Putri perdana menteri Qatar, Sheikha Salwa Putri perdana menteri Qatar, Sheikha Salwa (34) dikabarkan tertangkap basah sedang pesta seks den...
Putri perdana menteri Qatar, Sheikha Salwa
Putri perdana menteri Qatar, Sheikha Salwa (34) dikabarkan tertangkap basah sedang pesta seks dengan 7 pria tampan di sebuah apartemen di London, Inggris. Berita penangkapan Putri Salwa langsung menjadi viral di media sosial.
Awalnya, berita pesta seks Putri Salwa dimuat di situs media Financial Times. Berita itu lantas dikutip berbagai media online di seluruh dunia, termasuk India dan Inggris.
Hanya beberapa saat setelah berita heboh itu jadi viral, Financial Times menghapus berita tersebut. Kabarnya, Financial Times mendapat tekanan dari Qatar dan Inggris. Sebab, berita itu dianggap mengadu domba dan bakal merusak hubungan diplomatik Qatar dan Inggris.
Situs awdnews.com yang menukil dari Financial Times melaporkan, kegiatan seks Putri Salwa sudah berlangsung lama di London. Putri Qatar itu dikabarkan menyewa seorang intel Inggris dengan imbalan menggiurkan untuk mengamankan dan mengatur kegiatan seksualnya.
Belakangan, intel Inggris tersebut sakit hati lantaran Putri Salwa memberikan kepercayaan kepada Intel Inggris lainnya. Sikap Putri Salwa itu membuat intel pertama kecewa dan membongkar pesta seks Putri Salwa.
Video Pesta S3ks Putri Kerajaan Qatar:
Intel tersebut membocorkan pesta seks Putri Salwa hingga polisi melakukan penggerebekan. Saat digerebek, polisi Inggris mendapati Putri Salwa itu sedang pesta seks dengan tiga pria, sementara empat laki-laki lainnya tengah menunggu giliran di luar kamar.
Menurut laporan itu, Putri Salwa yang merupakan anak kandung mantan Perdana Menteri Qatar Hamad bin Jassim bin Jabor Al Thani tak bisa berkutik saat digerebek.
Dinas rahasia yang melakukan pemeriksaan identitas menemukan wanita itu teridentifikasi keturunan dari kerajaan Qatar. Wanita tersebut juga membenarkan sebagai bagian dari keluarga kerajaan Qatar.
Kepada polisi, Putri Salwa mengatakan bahwa apa yang dilakukannya bukanlah prostitusi, melainkan membayar orang profesional yang tidak melanggar hukum Inggris. Namun polisi mengatakan bahwa yang dilakukannya adalah tindakan kriminal karena membayar orang-orang untuk melakukan kegiatan prostitusi.
Sumber: Pojoksatu