NAHIMUNKARNEWS.COM -- Jika Anda masih bingung membedakan antara "Arab Ori" dan "Arab KW", saya beri beberapa "ciri ...
NAHIMUNKARNEWS.COM -- Jika Anda masih bingung membedakan antara "Arab Ori" dan "Arab KW", saya beri beberapa "ciri utama" sehingga Anda mudah mengenali di lingkungan Anda. Yang saya maksud "Arab Ori" disini adalah masyarakat Arab di kawasan Arab dan Timur Tengah khususnya. Sedangkan "Arab KW" adalah orang-orang "setengah Arab" atau orang non-Arab tetapi berdandan ala Arab.
"Arab Ori" itu, dari segi penampilan fisik, hidungnya suka menonjolkan diri alias mancung, sementara hidung "Arab KW" itu "hidung pemalu" alias "mancung ke dalam" he he. Kalau soal tampang, tidak semua "Arab Ori" itu ganteng-ganteng dan cantik-cantik seperti putra-putri Raja Salman yang saya lihat banyak digemari para ibu dan bapak, mas-mas dan mbak-mbak di Indonesia he he. Yang tampangnya pas-pasan kayak saya juga banyak he he.
"Arab Ori" itu kebarat-baratan, sementara "Arab KW" itu "kearab-araban". "Arab Ori" menganggap Barat adalah simbol kemajuan teknologi, pendidikan, peradaban, dan modernisme yang perlu dikloning, sedangkan "Arab KW" memandang Barat adalah "kebudayaan kapir-Kristen-Yahudi" yang haram untuk ditiru.
"Arab Ori", terutama generasi muda kota, suka mengenakan pakaian kasual ala Barat, sedangkan "Arab KW" suka memakai jubah (biar tampak seperti Arab eh salah, maksudku, "nyunah rasul"). Para perempuan muda Arab juga sama sangat modis dan bergaya dalam hal berpakaian (apalagi kalau di Luar Negeri).
"Arab Ori", kalaupun memakai jubah sebagai pakaian tradisional mereka di acara-acara tertentu, ukurannya pas atau matching dengan bentuk tubuh sehingga tampak elegan dan enak dipandang. Desain jubahnya pun beraneka ragam. Kalau "Arab KW" ada yang kurang matching dan kedodoran kalau pakai jubah he he, meskipun ada juga yang pas dan matching sih.
"Arab Ori" berlomba-lomba menempuh pendidikan di Barat (Amerika, Kanada, Eropa Barat, Australia, dlsb) supaya kelak bisa mendapat pekerjaan yang keren, bergengsi dan bergaji tinggi, serta meningkat status sosial mereka di masyarakat. Sedangkan "Arab KW" mimpi dan "ngences" banget ingin sekolah di negara-negara Arab karena dianggap sebagai "sumber otentik" Islam.
"Arab Ori" berlomba-lomba ingin menjadi masyarakat yang maju, modern, dan berpikiran jauh ke depan. Sementara "Arab KW" berlomba-lomba kembali ke masa lampau keislaman karena dipandang lebih murni dan bisa mengantarkan ke surga.
"Arab Ori" (khususnya yang di kawasan Arab Teluk, bahkan Libanon, Mesir, Yordania, dlsb) gandrung dengan Bahasa Inggris (kecuali Arab Aljazair dan Maroko yang berbahasa Perancis). Kalau "Arab KW" gandrung dengan Bahasa Arab karena dianggap sebagai "bahasa surga".
"Arab Ori" makannya nasi kebuli, nasi kabsah atau biryani. Kalau "Arab KW" nasi bungkus dengan semur jengkol dan ikan teri he he.
Ada lagi? **
Penulis : Prof. Sumanto Al Qurtubi Guru besar di Universitas King Fahd Arab Saudi